Empowerment Bureaucratic equipment resources Regional autonomy in local government

Main Article Content

Hartawan Hartawan

Abstract

The publication of the acts is among those most valued as an indicator of the seriousness of the central government to respond to community aspirations and also to change the system of deluding government for some 32 years in a row A new order Pemetah that caused negative implications for the organization of the local governance system is decentralized. Also, there is the advent of a phenomenon threatening the disintegration of the nation that led to the secession of the State Union of the Republic of Indonesia, as we saw in various media. So want-not want the central government must meet regional autonomy requirements by putting them off

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Hartawan, H. (2018, December 31). Empowerment Bureaucratic equipment resources Regional autonomy in local government. Indonesia Prime, 3(1), 23-34. https://doi.org/https://doi.org/10.29209/id.v3i1.32
Section
Articles

References

[1] Barthos, Basir. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro. Jakarta. Bumi Aksara.
[2] Bryan, Coralie dan Lois G White. 1987. Manajemen Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Jakarta. LP3S.
[3] Cheema, Shabbir G. Rondinelli A, Dennis. 1984. Decentralization and Development : Polices Implementation In developing Countries, Beverly Hills, London : Sage Publications.
[4] DEPDAGRI OTDA & BAPPENAS. 2000. Pengembangan Kemampuan Pemerintahan Kabupaten / Kota : Strategi Menuju Otonomi Daerah. Jakarta.
[5] Drueken, Peter, F. 1994. Inovasi dari kewirausahaan, Jakarta. Erlangga.
[6] Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Yogyakarta, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan.
[7] Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
[8] Edward III, George. C. 1980. Implementing Publik Policy. Washinton DC : Congreesional Quartery Press.
[9] Gaebler, Ted dan Osborne David. 1992. Mewirausahakan Birokrasi : Mentrasformasi Semangat wirausahaan Kedalam sektor Publik. Jakarta. Taruna grafika.
[10] Harian Pikiran Rakyat. 1996. Otonomi Tuntut Adanya Birokrasi Profesional. Bandung.
[11] Harvey Sillars, Barbara 1984. PERMESTA, Pemberontakan Setengah Hati, Jakarta, grafiti Pers.
[12] Henry, Nicolas. 1988. Administrasi negara dan masalah-masalah kenegaraan. Jakarta Rajawali Press.
[13] Kartasasmita, Ginandjar, 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta. Pustaka CideCindo.
[14] Kartiwa, Asep. 2009. Bahan Kuliah Teori Manajemen Publik Kontemporer. Program Doktor Adminstrasi Publik, Program Pascasarjana Fisip Unpad Bandung.
[15] Luthan Fred, 1992. Organizational Behavioral. New York: Mc. Graw Hill.
[16] Manullang, M. 1981. manajemen personalia. Jakarta. Galia Indonesia.
[17] Mc. Lellang. 1961. The achiusing Society, Printeton, N.J : Van Nostrand.
[18] Osborne, David dan Plastrik, Peter. 2000. Memangkas Birokrasi Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha. Jakarta, PPM, Anggota Ikapi.
[19] Rasyid, Ryaas, M. 2002. Otonomi daerah : latar belakang dan masa depan. Jakarta, AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia).
[20] Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2009. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Sandar Pelayanan Minimal. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
[21] Sedermayanti, 2003, Good Governance (Kepemerintahan yang baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Upaya Membangun Organsiasi Ekesekutif dan Efisien melalui Rektrukturisasi dan Pemberdayaan Bandung Modern Maju.
[22] Smith, B.C. 1985. Dezentralitation, George Allen And Howin. ITD London
[23] Supriatna, Tjahya. 1993. Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah. Jakarta. Bumi Aksara.
[24] Suradinata, Ermaya 1993, Kebijaksanaan Pembangunan dan pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung Ramadhan.
[25] Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999 Tantang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
[26] Syafruddin, Ateng. 1985. Pasang Surut Otonomi Daerah. Bandung Bina Cipta.
[27] Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
[28] Utomo, Warsito. 2007. Administrasi Publik Baru Indonesia : Perubahan Paradigma dari Administrasi Negara ke Administrasi Publik. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
[29] UU no 32 tahun 2004. Tentang pemerintahan daerah dan UU no 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Bandung, Citra Umbara.
[30] Wainer, Myron. 1994. (ed). Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yokyakarta, Gadjah Mada University Press.